Thursday, January 12, 2012

UAS 2011/2012


7 comments:

  1. Coba jelaskan dengan singkat dan padat berkaitan dengan creativity intersection. Selanjutnya buat ulasan dan uraian berkaitan dengan kondisi pribadi anda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teori creativity intersection atau persimpangan kreativitas ini dikemukakan oleh Amabile (1989). Beliau mengemukakan bahwa kreativitas itu adalah persimpangan antara keterampilan seseorang dalam bidang tertentu (domain skills), keterampilan berpikir dan bekerja secara kreatif, dan motivasi intrinsik. Jadi, pertemuan antara tiga hal di atas itu lah yang merupakan keberhasilan perwujudan kreativitas tersebut.
      Menurut saya, saya berbakat dalam bidang kesenian seperti menari dan bermain musik. Ketika saya bersekolah, mulai dari TK hingga SMA, saya selalu mengikuti kegiatan menari di sekolah maupun di luar sekolah. Di luar sekolah saya mengikuti sanggar tari sejak dari kelas 3 SD. Dan saya juga lumayan sering mengikuti perlombaan-perlombaan antar sekolah dalam hal menari. Kemudian, saya mulai bisa bermain gitar ketika SMP dan membuat sebuah band ketika SMA yang seluruh anggotanya perempuan. Kami selalu latihan paling tidak satu kali seminggu dan jika ada festival band, kami juga sering mengikutinya. Selain itu dari SMP hingga SMA saya juga menjadi anggota drum band sekolah.
      Saya sangat suka mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesenian itu. Ketika saya mengikutinya saya merasa memang disinilah bakat saya dan ditambah lagi dengan keyakinan saya bahwa darah seni itu juga bisa menurun, kebetulan keluarga papa saya adalah keluarga “seni”.
      Di dalam kegiatan-kegiatan yang saya ikuti tersebut, saya selalu tertantang untuk menyaingi teman-teman saya yang lebih daripada saya. Saya ingin menjadi yang terbaik juga. Sehingga hal tersebut membuat saya menjadi berpikir, agar bisa melebihi mereka juga. Kegiatan yang saya ikuti itu, sangat bermanfaat melatih keterampilan berpikir dan bekerja secara kreatif dalam diri saya. Namun, walaupun begitu, saya selalu terkendala untuk mengeluarkan ide baru, entah kenapa saya selalu malu atau merasa saya ini bukan seseorang yang bisa memberikan solusi-solusi atau hal-hal yang baru. Saya pernah mencoba untuk membut sebuah lagu, tapi saya tidak berani untuk menunjukkannya pada orang lain. Tapi, akhir-akhir ini saya menyadari bahwa saya mempunyai keterampilan dalam membuat sesuatau menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut juga bisa disebut kreatif, karena definisi kreativitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru namun juga dapat memberikan sesuatu yang baru dari hal-hal yang sudah ada. Misalnya, ketika saya diajarkan sebuah tari, setelah saya menguasai tarian itu, saya suka mengubah gerakannya agar menjadi lebih bagus lagi. Tapi, ketika saya disuruh untuk membuat sebuah tari, saya kurang bisa, baru ketika ada seseorang yang membantu membuat gerakan tarian awalnya, saya baru bisa melanjutkannya atau membuat tarian tersebut. Jadi, harus ada orang yang mengawalinya dulu, baru saya bisa melanjutkannya.
      Saya mengambil kesimpulan bahwa saya memiliki kemampuan dalam membuat sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya itu tidak hanya dari kegiatan-kegiatan seni yang saya ikuti, tapi juga dalam hal sehari-hari. Misalnya, ketika sepupu saya membeli baju kaus saja, saya kemudian suka memberikan masukan dengan apa kaus itu lebih menarik digunakan, misalnya dengan cardigan yang sudah lama tidak dia pakai atau saya mengobrak-abrik lemari pakaian mama yang sudah lama, dan mencari sesuatu yang masih bisa dipakai dan memperbaiki dan mempercantiknya.
      Hal-hal yang saya lakukan, kebanyakan memang apa yang saya inginkan dan saya minati. Seperti menari, bermain gitar, ikut ekstrakurikuler drum band, semua saya lakukan karena saya memang suka.
      Jadi, menurut saya jika ditinjau dari teori creativity intersection dari Amabile, saya sudah bisa dikatakan berhasil dalam mewujudkan kreativitas, bahwa saya memiliki gabungan antara keterampilan dalam bidang tertentu, mengikuti kegiatan-kegiatan dalam bidang tersebut karena memang saya ingin bukan karena paksaan dan kemudian baru saya menyadari bahwa saya memiliki keterampilan dalam membuat sesuatu menjadi lebih baik lagi (kreatif).

      Delete
  2. Coba jelaskan dengan singkat dan padat berkaitan dengan model belajar mengajar yang kreatif. Kemudian buat ulasan untuk kelompok performa anda, berkaitan dengan model manakah yang paling sesuai?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Model belajar mengajar kreatif ini diterapkan untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan kreativitas siswa. Tidak hanya untuk melatih kemampuan kognitifnya saja tapi juga dari segi afektif. Sebagian model, ada yang lebih cocok untuk siswa berbakat namun, kebanyakan model dibuat agar dapat digunakan untuk mengajar anak yang berbakat maupun yang biasa dalam satu kelas.
      Model belajar mengajar dapat juga dijadikan sebagai landasan untuk merancang kurikulum. Kebanyakan model yang dipakai untuk merancang kurikulum yang dapat diterapkan pada semua siswa, tidak hanya bagi siswa berbakat saja.
      Guru juga sebaiknya tidak hanya menerapkan satu model mengajar saja di dalam kelas. Guru harus memperhatikan bagaimana siswanya, model yang mana yang sesuai rasanya untuk materi ini dan yang paling penting harus sesuai dengan falsafah yang dianut oleh guru agar dia juga dapat mengajar dengan baik dan efektif. Sehingga manfaatnya juga terasa oleh siswa-siswanya.
      Ada beberapa model belajar mengajar kreatif yang dipakai antara lain:
      • Taksonomi Bloom untuk sasaran ranah kognitif
      • Struktur intelek dari Guilford
      • Model multiple talents dari Taylor
      • Model Treffinger untuk mendorong belajar kreatif
      • Model Enrichment Triad dari Renzulli
      • Model Williams untuk prilaku kognitif-afektif di dalam kelas
      • Taksonomi sasaran belajar efektif dari Krathworl
      • Model pendidikan integratif dari Clark
      Dari ke delapan model di atas yang paling sesuai dengan model belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas mata kuliah kreativitas, yang pada akhirnya dikaitkan dengan performa kelompok adalah model Treffinger untuk mendorong belajar kreatif.
      Mengapa?
      Model Treffinger ini menggambarkan susunan tiga tingkat yang masing-masing tingkatan mempunyai keterampilan-keterampilan kognitif maupun afektif untuk mendorong belajar kreatif siswa.
      Tingkatan-tingkatan dalam model Treffinger:
      • Tingkat 1 .Siswa awalnya diberikan basic tools atau teknik-teknik kreativitas yang meliputi ketrampilan berpikir divergen seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas, pemerincian, pengenalan dan ingatan sedangkan afektif yang dilatih disini adalah kesediaan untuk menjawab, rasa ingin tahu, kepekaan terhadap masalah, dan lain-lain.
      • Tingkat 2. Practice with process yang berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang dia dapatkan di tingkat 1 tadi dalam situasi praktis.
      • Tingkat 3. Working with real problems dimana siswa menerapkan hal yang dia dapat dari tingkat 1 dan 2 dalam tantangan nyata.
      Pada awalnya, kami saling memberikan ide-ide untuk melakukan performa di depan kelas. Berbagai ide pun muncul, kami mempertimbangkan dan mengevaluasi ide mana yag kira-kira dapat menghibur nantinya. Kemudian dengan berbagai pertimbangan yang juga sudah lumayan terperinci, kami pun memutuskan untuk membuat tiruan video klip dan juga sambil dance juga di depan kelas. Banyak halangan yang terjadi dalam proses pembuatan maupun latihannya, namun kami selalu menyampaikan apa yang dirasakan satu sama lain, dan yang lain juga harus bisa menerima. Hal ini melatih keterampilan afektif kami untuk dapat lebih mengembangkan kreativitas. Dalam mengambil keputusan kami juga melakukan evaluasi yang berarti melatih ranah kognitif kami. Kemudian ketika saatnya tampil, barulah disana kami merasakan tekanan yang sebenarnya dalam dunia nyata, kami harus melawan rasa grogi untuk dapat melakukan performa di depan kelas. Semua yang telah kami lakukan, mulai dari memunculkan ide-ide, mengevaluasinya untuk dapat memutuskan performa apa yang bisa menghibur serta latihan-latihan dan proses pembuatan yang banyak halangan dan tantangan, dan pada akhirnya kami pun dihadapkan untuk menampilkan semua kerja keras kami tersebut di depan teman-teman.

      Delete
  3. 3. Sekarang, anggaplah anda adalah pendidik (silahkan pilih tingkat TK, SD, SMP, SMA atau Perguruan Tinggi). Jika siswa/mahasiswa anda berjumlah 20 orang, apa yang akan anda lakukan? (minimal menggunakan 2 landasan teori).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya akan memilih soal untuk menjadi guru SMA karena siswa-siswa di SMA itu merupakan tahapan remaja yang memiliki keunikan-keunikan di tiap individunya. Selain itu, saya rasa anak SMA itu juga lebih mudah untuk diarahkan karena mereka sedang berada pada masa “labil” dalam pencarian jati diri.
      Jika saya memiliki 20 orang siswa di dalam satu kelas, yang akan saya lakukan adalah:
      • Awalnya, saya akan memberikan rasa nyaman terhadap murid-murid saya untuk berpendapat di dalam kelas dan merangsang mereka terus untuk menggunakan kemampuan yang mereka miliki masing-masing. Saya akan memberikan kebebasan namun yang masih dalam tahap kewajaran. Hal ini sesuai dengan teori Rogers dalam mendorong pengembangan prilaku kreatif.
      1. Keamanan psikologis
      Hal ini dapat terbentuk dari tiga proses yang saling berhubungan: (a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. (b) Mengusahakan tidak adanya evaluasi eksternal atau sekurang-kurangnya yang bersifat mengancam. (c) Memberikan pengertian secara empatis atau dapat menghayati yang dirasakan murid.
      2. Kebebasan psikologis
      Guru ataupun orang tua dapat memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan perasaan mereka secara simbolis yang masih dalam tahap kewajaran dan dapat diterima serta sesuai norma.
      Dengan langkah awal yang saya lakukan tersebut kemungkinan kreativitas dan proses belajar mengajar akan menjadi lebih baik ke depannya.

      • Kemudian saya akan membuat suatu rencana berdasarkan model belajar mengajar kreatif yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Sebelumnya juga saya harus mengetahui pribadi dan talenta yang dimiliki oleh siswa-siswa saya, sehingga saya dapat menentukan cara yang tepat untuk memperlakukan dia.
      Menurut teori Amabile, kreativitas merupakan pertemuan antara tiga hal yaitu, domain skills, keterampilan bekerja dan berpikir kreatif serta motivasi intrinsik. Saya akan meberikan pengetahuan-pengetahuan kepada murid saya dan kemudian melihat masing-masing individu memiliki kelebihan dalam bidang apa, dan saya pun bisa menerapkan model belajar mengajar oleh Taylor tentang multiple talents. Kemudian saya memberikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan kreativitas siswa saya karena kreativitas sangatlah penting untuk diperhatikan, dengan berbagai model belajar yang saya rasa efektif untuk membahas mata pelajaran tertentu misalnya. Lalu disamping yang saya rencanakan ini, saya juga mencoba untuk memunculkan motivasi intrinsik dari diri siswa saya untuk bekerja secara kreatif di kehidupan nyata.

      Delete